Minggu, 19 Agustus 2018

"Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" - NHW3/ MIIP/ Batch 6

Weeelkooom NHW3 *_*
Jadi tugas kali ini agak bikin baper, beberapa hari sempet kepikiran menunggu momen yang pas, tapi apa daya, tiap mau nulis tiba2 bayi bangun >,< wkkw Alhamdulillah

Langsung aja yes,

1. Respon surat jatuh cinta untuk suami

Haha agak kaget dapet tugas beginian sebenernya >,<
Jadi aku tipe yang akan ngungkapin apa yang aku sedang rasakan. Nah suami tipe yang sebaliknya. Tapi Alhamdulillah lambat laun dia udah gak malu untuk bilang apa yang dia rasain. Jadi sebenernya setiap momen saya suka ndadak tiba tiba bilang sayang atau lagi kesel dan marah ke dia (entah langsung maupun dalam bentuk tulisan chatting di what's up.

Pas dapet tugas ini, saya langsung bilang, kalau saya dapet tugas bikin surat cinta. Dan pas dikasih tau gitu doang, responnya dia? haha cuma ditanggepin sama bercanda >,< 
Nah sekarang mamak mau beneran nulis surat cinta dari dia, daaaaan responnyaa adalaaaah :3
Hmm smiling and hugging >,<
Jadi spt yg sblm nya saya bilang, dia tipe yg gak bisa mengungkapkan dengan kata-kata manis atau pernyataan. Tapi dia tipe yang langsung pake action, kalo lg sayang ya minta di peluk atau lendot2. Dan karena ini, kita beneran ada waktu untuk mengobrol dan bercanda siapa yang jatuh cinta duluan, hahhaha XD

2. Potensi kekuatan anak

Abdullah Prabu Megantara Hamidi. Putra pertama kami yang saat ini berusia 11 bulan (bentar lagi jadi toodler >,<) Alhamdulillah sedang aktif-aktifnya untuk mengeksplor segala penjuru yang bisa dia liat dan gapai. Alhamdulillah perkembangannya cukup pesat dan sedang belajar banyak hal. Potensi yang baru saya lihat saat ini adalah Prabu (panggilan anak kami) adalah tipe kinestetik. Tipe yang lebih senang mengeksplor, rasa penasarannya tinggi, dan lebih senang dengan permainan yang memiliki banyak gerak. Oleh karena nya kami sekeluarga memiliki jam gajet untuk menemaninya bereksplorasi lingkungan sekitarnya. Saya percaya, dengan potensi rasa ingin taunya yang tinggi, dan juga kemampuannya mudah belajar, maka dia akan menjadi anak yang tumbuh aktif dan mudah berkembang. Semoga potensi yang saya lihat ini, merupakan modal baik yang dapat digunakan bagi anak saya nantinya.  

3. Potensi diri

Saya terlahir sebagai anak sulung (saya punya kakak tapi meninggal setelah dilahirkan) dan punya adek satu laki-laki. Menjadi seorang anak sulung banyak potensi yang saya miliki lahir karena keadaan. 
Misalnya potensi memimpin. Sikap demokratis terhadap anak yang ayah saya miliki menjadikan saya berani memilih dan menentukan apa yang saya mau. 
Kemampuan komunikatif saya yang cukup baik, membuat saya dapat melebur dalam komunitas dan yayasan yang saya miliki hingga saat ini. 
Selalu ingin belajar. Saya yakin potensi ini yang membuat saya cukup berhasil dalam setiap keputusan yang saya ambil.
Menurut saya, tiga sikap tersebut merupakan hal yang paling menonjol dalam diri saya. Ketiga sikap tersebut selalu saya syukuri terlebih telah terlahir dalam keluarga ini. Di keluarga besar, saya termasuk orang yang cukup dihapal karena kemudahan saya berbicara dan saya termasuk yang suka memimpin dalam beberapa acara keluarga besar. Dalam keluarga suami, saya bersyukur karena setidaknya saya menjadi penghubung dalam keluarganya. Fyi, suami merupakan orang yang berbeda jauh dengan saya (lebih introvert) terlebih dalam berkomunikasi. Hampir sebagian anggota pun juga seperti itu. Sehingga dalam keluarganya, saya termasuk menjadi penyambung aspirasi antar keluarga. Dan dalam keluarga kecil kami, saya bersyukur memiliki kemampuan untuk terus belajar dan belajar. Ada banyak hal yang saya pelajari selama menjadi istri dan sekarang ibu. Menjadi istri dan ibu merupakan pembelajaran yang tidak pernah berakhir.
Saya bersyukur dan selalu bersyukur akan segala kemampuan yang saya miliki saat ini. Saya percaya, berlelah-lelahnya saya saat masih muda, kesana kemari mencari lingkaran pertemanan, kegiatan sosial ditengah deadline tugas, membuahkan hasil saat ini. Saya yakin kemampuan yang saya miliki tidak akan pernah sia-sia. Itu pun yang mengantarkan saya hingga belajar di IIP saat ini. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.

4. Lingkungan

Banyuwangi, tempat dimana kami tinggal saat ini. Sebelum cerita mengenai lingkungan, saya ingin bercerita tentang latar belakang keluarga kami. Saya asli Jogja dan suami asli Surabaya. Kami disini sama-sama migrasi dan tidak punya saudara siapa-siapa. Kami menetap disini karena suami mendapat tugas kerja disini. Saya mulai pindah 2hari setelah kami menikah.
Tidak ada bayangan apapun tentang Banyuwangi, pertama pindah saya pernah merasa bosan dan homesick karena 'merasa' kehilangan banyak hal. Lingkaran pertemanan, komunitas, pekerjaan dan keluarga serasa menjauh dari dunia saya. Semua tentang keluarnya saya dari zona nyaman saya.
Tantangan yang pertama saya hadapi tentang lingkungan adalah kota Banyuwangi yang cukup kecil dibandingkan kota tempat tinggal kita sebelumnya. Ada banyak hal yang dapat kami bandingkan sehingga kami berdua sempat merasa bosan. Terlebih hadirnya Prabu setelah 7 bulan penantian membuat saya cukup kelimpungan untuk mencari kegiatan. Belom lagi melihat kabar teman yang lain yang sudah banyak bekerja di kota-kota besar. Ada banyak hal yang saat itu saya tidak syukuri. Bosan, jenuh, dan kesepian.
Allah mendengar rintihan doa saya. Saya masuk dalam pengajar PAUD dan sempat menjadi kepala sekolah, yang kemudian resign dalam beberapa bulan kemudian karena suatu alasan. Allah lalu berikan saya rejeki hamil bertepatan dengan keluarnya saya dari mengajar. Kemudian saya dihadirkan pada grup-grup parenting sehingga mempertemukan saya dengan beberapa teman di Banyuwangi lainnya. Komunitas Banyuwangi Babywearers menjadikan peraduan pertama saya hingga sekarang. Saya menemukan kembali memori-memori berkomunitas, berkumpul dan menemukan sahabat dan keluarga baru. Dan dari komunitas ini, saya berkenalan dengan IIP. Dan sekarang saya bersyukur  mengapa saya harus pindah dan berada di lingkungan ini. Karena terkadang kamu harus terpaksa keluar dari zona nyaman untuk terus bertumbuh dan berkembang.
Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah.



#IIP
#InstituteIbuProfesional
#IIPBatch6
#MIIPB6
#NHW3
#NHW3MIIPB6

0 komentar:

Posting Komentar