di suatu siang di perpus, ketemu sama temen lama anak arsi, dan seperti biasa kami lebih sering berdiskusi mengenai tugas2 kami, walaupun beda prodi, paling gak kami punya kurikulum yang mirip,hehe
Ijah (I) : eh mereka udah pada jauh2 sama mas eko
*sambil nengok ke gerombolan anak arsi temen mereka*
temen Ijah (T) : iyaa, kita kapan ya jah
aku (A) : loh emang asdos kamu sapa?
I : mas *biip* (sebut saja mas w)
A : ohh mas itu, eh emang kenapa?
*teryata mas w itu adlah kakak kelas aku dan ijah di SMA...
setelah berpanjang lebar membicarakan orang itu dan pacarnya,
tiba-tiba kita di sadarkan kembali....
T: eh jangan nyalahin orang, harus liat kita donk jah
I: eh iya, instropeksi diri kita ...
A: *aku yg bingung maksudnya apa jadi bengong* loh kenapa jah?
I: ya jangan nyalahin orang, pasti waktu kecil kalau jatuh suka nya nyalahin meja ya?batu ya?tanahnya ya?ehee *sambil cengar-cengir*
T: nah iyaa bener tuh, sukanya nyalahin meja,tanah,batu...
A: *saya pun tersenyum* ohh iyaa iyaa, bener bgt tuhh jahh ...
dalam hati berpikir, bener bgt tuh, dari kecil ketika kita terjatuh, saat kita belajar untuk berdiri, berjalan, kita di ajarkan untuk menyalahkan meja yang di letakkan di situ, menyalahkan kerikil batu yang ada di taman, menyalahkan, tanah nya yang tidak rata, dan lain-lain. kita selalu di arahkan untuk berpikir bahwa kita itu benar dan itu barang itu salah ketika kita terjatuh di dekatnya.
begitu hingga kita dewasa, saat kita merasa benar, dan orang lain itu kita anggap salah, pasti langsung menyalahkan, yaahh walaupun orang itu memang benar salah, tetapi bukan berarti dia selalu salah, mungkin ada banyak alesan kenapa orang tersebut melakukan itu, begitu bukan?
so, dari sekarang, mulailah untuk hidup khuznudzon sama siapa saja, gak ada ruginya juga kan, malah memberikan efek positif kepada kita dan lebih adeem tanpa harus esmosi ngata2in orang, hehe :))
0 komentar:
Posting Komentar